Sabtu, 09 November 2013

Sistem Informasi Berbasis Komputer (computer base information system)

Sistem Informasi Berbasis Komputer atau Computer Based Information System (CBIS) merupakan sistem pengolahan suatu data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dapat dipergunakan sebagai alat bantu yang mendukung pengambilan keputusan, koordinasi dan kendali serta visualisasi dan analisis. Beberapa istilah yang terkait dengan CBIS antara lain adalah data, informasi, sistem, sistem informasi dan basis komputer. Berikut penjelasan masing-masing istilah tersebut. Yulidic (2011).
•    Data
Data merupakan deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi.Jadi pada intinya, data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan merupakan kesatuan nyata yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar suatu informasi.
•    Informasi
Informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.
•    Sistem
Sistem merupakan entitas, baik abstrak maupun nyata, dimana terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait satu sama lain. Objek yang tidak memiliki kaitan dengan unsur-unsur dari sebuah sistem bukanlah komponen dari sistem tersebut.

Sistem informasi akutansi adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data sehingga menghasilkan informasi yang berguna dalam membuat keputusan. SIA bisa berupa kertas dan alat tulis (manual) maupun terkomputerisasi penuh (serba otomatis) atau kondisi di antara keduanya (gabungan manualdan komputerisasi). Teknologi hanyalah alat untuk menyusun, memelihara, ataupun menyempurnakan sistem (Romney&Steinbart dalam Sarosa, 2009).

Sistem informasi manajeman adalah suatu sistem pengelolaan berkas elektronik yang dapat menyimpan dan mengelola berbagai macam tipe  data dalam suatu system yang terintergrasi  (Hoffer dkk dalam, sarosa, 2009). Manajemen dalah suatu system yang menagkap data tentang satu organisasi, meyimpan dan memelihara data, serta menyediakan infirmasi yang berguna bagi manajemen (sistrm informasi akutansi 1, rama. V dkk, 2008) salemba empat, 2008 jakarta).
Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)/Decision Support System (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun  1970-an  oleh  Michael  S.  Scott  Morton  dengan istilah  Management Decision System.  Sistem  tersebut adalah  suatu  sistem  yang  berbasis  komputer  yang ditujukan  untuk  membantu  pengambil  keputusan  dalam memanfaatkan.

Seperti  diuraikan  di  atas,  istilah  SPK  mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan pengertian yang lebih mendalam, akan diuraikan beberapa definisi mengenai SPK, yang dikembangkan oleh beberapa ahli, di antaranya : Man dan Watson memberikan definisi sebagai berikut, SPK merupakan suatu sistem interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur.
Dari  beberapa  definisi  di  atas  dapat  dikatakan bahwa SPK adalah suatu sistem informasi spesifik yang ditujukan   untuk   membantu   manajemen   dalam  mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi  struktur.   Sistem  ini  memiliki   fasilitas   untuk menghasilkan berbagai alternatif yang secara interaktif dapat digunakan oleh pemakai.

Kata  kunci  lainnya  adalah  penggunaan model  sebagai dasar  pengembangan alternatif. Penggunaan model  ini berkaitan  dengan   sifat   permasalahan  yang   harus dipecahkan pemakai yaitu semi terstruktur atau tidak terstruktur. Jadi  semakin banyak perbendaharaan yang dimiliki oleh sistem, maka alternatif keputusan yang dapat diciptakannya juga akan semakin kaya. Ciri lain dari sistem ini adalah pemanfaatan komputer.

Otomatisasi kantor, mencakup semua sistem elektronik formal dan informal yang terutama berkaitan dengan komunikasi informasi ke dan dari orang-orang didalam maupun diluar perusahaan.

APLIKASI OTOMATISASI KANTOR :
•    Pengolahan kata (word Processing).
•    Surat elektronik (electronic mail).
•    Voice mail.
•    Kalender elektronik (electronic calendaring).
•    Konfrensi audio.
•    Konfrensi video.
•    Konfrensi komputer.
•    Transmisi faximile (FAX)
•    Videotex.
•    Desktop publishing.

Menurut Kusrini, 2008 Sistem pakar adalah aplikasi berbasis computer yang digunakan untuk menyelesaikan masalah sebagaimana yang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang dimaksud di sini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapatmenyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh orang awam. Sebagai contoh, dokter aalah pakar yang mampu mendiagnosis penyakit yang diderita pasien serta dapat memberikan penatalaksanaan terhadap penyakit tersebut. Tidak semua orang dapat mengambil keputusan mengenai diagnosis dan memberikan penatalaksanaan suatu penyakit. System pakar memiliki 2 komponen yaitu:
1.  Basis pengetahuan
Merupakan tempat penyimpanan pengetahuan dalam memori komputer, dimana pengetahuan ini diambil dari pengetahuan pakar.
2.    Mesin inferensi
Merupakan otak dariaplikasi system pakar. Bagian inilah yang menuntun user unuk memasukan fakta sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Apa yang dilakukan oleh mesin inferensi ini didasarkan pada pengetahuan yang ada dalam basis pengetahuan.

Yulidic.2011, Pengertian Computer Based Information System (CBIS).
Sarosa, S. 2009. Sistem Informasi Akutansi. Garasindo: Jakarta.
Rama. V dkk. 2008 sistem informasi akutansi 1 salemba empat : Jakarta.
http://informatika.web.id/definisi-sistem-pendukung-keputusan.htm (diakses pada tanggal 7 november 2013).
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&ved=0CEQQFjAD&url=http%3A%2F%2Fbetty_yudha.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F14880%2FBAB%2B4%2B (diakses pada 9 november 2013).
kusrini. 2008. Aplikasi Sistem Pakar Menentukan Faktor Kepastian Pengguna Dengan Metode Kuantifikasi Pertanyaan, Andi :Yogyakarta.


Minggu, 20 Oktober 2013

SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

 SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

1.    SISTEM
        Definisi sistem menurut kamus besar bahasa indonesia yaitu, perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu toalitas. Sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk suatu kesatuanatau organisasi. Sekumpulan elemen yang saling berkaitan & saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Ida Nuraida (2008) sistem adalah kumpulan komponen dimana masing-masing komponen memiliki fungsi yang saling berinteraksi dan saling bergantung serta memiliki satu kesatuan yang utuh untuk bekerja mencapai tujuan tertentu.

2.    INFORMASI
        Menurut Laudon (dalam Gaol, 2008) informasi adalah data yang sudah dibentuk ke dalam sebuah formulir bentuk yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk manusia. Definisi informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi == input - proses – output .
 Kualitas informasi
  1. Tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus :Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan masudnya.
  2. Tetap pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
  3. Relevan, berarti informasi tersebut menpunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
 Metode pengumpulan data / Informasi
a.    Pengamatan langsung
b.    Wawancara
c.    Perkiraan koserponden
d.    Daftar pertanyaan

3.    PSIKOLOGI
        Psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang artinya jiwa. Logosberarti ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi berarti : “ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya”. Menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
Jadi system informasi psikologi adalah perangkat unsur elemen-elemen yang saling berhubungan atau berkaitan dimana masing-masing komponen memiliki fungsi yang saling berinteraksi dan saling bergantung serta memiliki satu kesatuan yang utuh untuk bekerja mencapai tujuan tertentu dapat membentuk atau membuat data dalam sebuah formulir, bentuk yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk manusia yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi == input - proses – output dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa pengamatan langsung, wawancara, perkiraan responden dan daftar pertanyaan agar dapat mengetahui tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.

Nuraida, I. (2008). Manajemen Administrasi Perkantoran. Yogyakarta: Kanisius.

Gaol, C.J.L (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Grasindo.

Dakir. 1993. Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

http://willis.comze.com/pengertian_informasi.html

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194505031971091-MUHAMMAD_KOSIM_SIRODJUDIN/PSISOS.1.pdf

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ved=0CEsQFjAE&url=http%3A%2F%2Fwsilfi.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F12542%2FKonsep%2BSistem.pdf&ei=D7pjUv7xDMH4rQenuICQDw&usg=AFQjCNEMMso_moGmD30-42QGZr98sw4odg&sig2=0NzQQLqkAVN8cPLjv3mzPQ&bvm=bv.54934254,d.bmk

PUTRI AGUSTA K.D
15510435
4PA05

Selasa, 07 Mei 2013

Behavior therapy


sejarah perkembangan terapi perilaku
Watson dkk selama 1920 melakukan pengkondisian (conditioning) dan pelepasan kondisi (deconditioning) pada rasa takut, merupakan cikal bakal terapi perilaku formal.  Pada tahun 1927, Ivan Pavlov terkenal dengan percobaannya pada anjing dengan  memakai suara bell untuk mengkondisikan anjing bahwa bell = makanan, yang kemudian dikenal juga sebagai Stimulus dan Respon.
Terapi perilaku pertama kali ditemukan pada tahun 1953 dalam proyek penelitian oleh BF Skinner, Ogden Lindsley, dan Harry C. Salomo. Selain itu termasuk juga Wolpe Yusuf dan Hans Eysenck.
Tujuan:
Tujuan umum terapi tingkah laku adalah menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar. Dasar alasannya ialah bahwa segenap tingkah laku adalah dipelajari (learned), termasuk tingkah laku yang maladaptif. Jika tingkah laku neurotik learned, maka ia bisa unlearned (dihapus dari ingatan), dan tingkah laku yang lebih efektif bisa diperoleh. Terapi tingkah laku pada hakikatnya terdiri atas proses penghapusan hasil belajar yang tidak adaptif dan pemberian pengalaman-pengalaman belajar yang di dalamnya terdapat respons-respons yang layak, namun belum dipelajari;
  • Meningkatkan perilaku, atau
  • Menurunkan perilaku
  • Meningkatkan perilaku:
  • Reinforcement positif: memberi penghargaan thd perilaku
  • Reinforcement negatif: mengurangi stimulus aversi
  • Mengurangi perilaku:
  • Punishment: memberi stimulus aversi
  • Respons cost: menghilangkan atau menarik reinforcer
  • Extinction: menahan reinforcer


Teori dasar Metode Terapi Perilaku
  • Perilaku maladaptif dan kecemasan persisten telah dibiasakan (conditioned) atau dipelajari (learned)
  • Terapi  untuk perilaku maladaptif adalah dg penghilangan kebiasaan (deconditioning) atau ditinggalkan (unlearning)
  • Untuk menguatkan perilaku adalah dg pembiasaan perilaku (operant and clasical conditioning)
Fungsi dan Peran Terapis
Terapis tingkah laku harus memainkan peran aktif dan direktif dalam pemberian treatment, yakni terapis menerapkan pengetahuan ilmiah pada pencarian pemecahan masalah-masalah manusia, para kliennya. Terapi tingkah laku secara khas berfungsi sebagai guru, pengarah, dan ahli dalam mendiagnosis tingkah laku yang maladaptif dan dalam menentukan prosedur-prosedur penyembuhan yang diharapkan, mengarah pada tingkahlaku yang baru dan adjustive.
Hubungan antara Terapis dan Klien
Pembentukan hubungan pribadi yang baik adalah salah satu aspek yang esensial dalam proses terapeutik, peran terapis yang esensial adalah peran sebagai agen pemberi perkuatan. Para terapis tingkah laku menghindari bermain peran yang dingin dan impersonal sehingga hubungan terapeutik lebih terbangun daripada hanya memaksakan teknik-teknik kaku kepada para klien. .
Bentuk bentuk terapi Perilaku
1.      Sistematis Desensitisasi
2.      Exposure and Response Prevention (ERP)
3.      Modifikasi perilaku
4.       Flooding
Latihan relaksasi 
Relaksasi menghasilkan efek fisiologis yang berlawanan dengan kecemasan yaitu kecepatan denyut jantung yang lambat, peningkatan aliran darah perifer, dan stabilitas neuromuscular. Sebagian besar metode untuk mencapai relaksasi didasarkan pada metode yang dinamakan relaksasi progresif.
Observational learning
Juga dikenal sebagai: monkey see monkey do.
Latihan Asertif 
Tehnik latihan asertif membantu klien yang:
  1. Tidak mampu mengungkapkan ‘’emosi’’ baik berupa mengungkapkan rasa marah atau perasaan tersinggung.
  2. Menunjukkan kesopanan yang berlebihan dan selalu mendorong orang lain untuk mendahuluinya,
  3. Klien yang sulit menyatakan penolakan, mengucapkan kata “Tidak”.
  4. Merasa tidak punya hak untuk memiliki perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran sendiri.
Terapi Aversi
Teknik-teknik pengondisian aversi, yang telah digunakan secara luas untuk meredakan gangguan-gangguan behavioral yang spesifik, melibatkan pengasosiasian tingkah laku simtomatik dengan suatu stimulus yang menyakitkan sampai tingkah laku yang tidak diinginkan terhambat/hilang. Terapi ini mencakup gangguan, kecanduan Alkohol, Napza, Kompulsif, Fetihisme, Homoseksual, Pedhophilia, Judi, Penyimpangan seksual lainnya.
Pengondisian operan
Menurut Skinner (1971) jika suatu tingkah laku diganjar maka probabilitas kemunculan kembali tingkah laku tersebut di masa mendatang akan tinggi. Prinsip penguatan yang menerangkan pembentukan, memelihara, atau penghapusan pola-pola tingkah laku, merupakan inti dari pengondisian operan.
http://sandri09a.blogspot.com/2012/03/terapi-perilaku-psikoterapi.html

Senin, 29 April 2013

RATIONAL EMOTIVE THERAPY


 RATIONAL EMOTIVE THERAPY

Tokohnya : Albert Ellis
Ellis memandang bahwa manusia itu bersifat rasional dan juga irasional. Orang berperilaku dalam cara-cara tertentu karena ia percaya bahwa ia harus bertindak dalam cara itu. Orang mempunyai derajat yang tinggi dalam sugestibilitas dan emosionalitas yang negatif seperti kecemasan, rasa berdosa, permusuhan, dsb. Masalah-masalah emosional terletak dalam berpikir yang tidak logis. Dengan mengoptimalkan kekuatan intelektualnya, seseorang dapat membebaskan dirinya dari gangguan emosional. Para penganut teori RET percaya bahwa tidak ada orang yang disalahkan dalam segala sesuatu yang dilakukannya, tetapi setiap orang bertanggungjawab akan semua perilakunya.
Unsur pokok terapi rasional-emotif adalah asumsi bahwa berpikir dan emosi bukan dua proses yang terpisah: pikiran dan emosi merupakan dua hal yang saling bertumpang tindih dalam prakteknya kedua hal itu saling berkaitan. Emosi disebabkan dan dikendalikan oleh pikiran. Emosi adalah pikiran yang dialihkan dan diprasangkakan sebagai suatu proses sikap dan kognitif yang intristik. Pikiran-pikiran seseorang dapat menjadi emosi orang tersebut, dan merasakan sesuatu dalam situasi tertentu dapat menjadi pemikiran seseorang. Atau dengan kata lain, pikiran mempengaruhi emosi dan sebaliknya emosi mempengaruhi pikiran.

1.      Terapi ini dikelompokkan sebagai terapi kognitif behavior.
Behavioristik
Dalam banyak hal, konseling rasional-emotif banyak menggunakan teknik terapi behavioral terutama dalam upaya memodifikasi perilaku-perilaku negatif dari klien dengan mengubah akar-akar keyakinannya yang tak rasional dan tak logis.
Kognitif
Teknik-teknik konseling atau terapi berdasarkan pendekatan kognitif memegang peranan utama dalam konseling rasional-emotif. Dengan teknik ini klien didorong dan dimodifikasi aspek kognitifnya agar dapat berpikir dengan cara yang rasional dan logis sehingga klien dapat bertindak atau berperilaku sesuai sistem nilai yg diharapkan baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungannya.
2.      Menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan emosi, kognisi, da perilaku.
3.      Gangguan emosi terjadi disebabkan pikiran2 yang irrasional.

Contoh pemikiran irrasional
•Reaksi yang dimunculkan oleh seseorang ketika melihat ulat : jijik, takut, cemas, keluar keringat dingin, dll.
•Ulat itu bisa menjadikan gatal2, “geli”, makhluk yang berbahaya, dll.

Konsep dasar dari RET :
Antecedent event(A) →peristiwa pendahulu yang berupa fakta, perilaku, atau sikap orang lain.
Belief(B) →keyakinan, pandangan, nilai terhadap suatu peristiwa →rasional (rB) & irrasional (iB).
Emotional consequence(C) →reaksi individu terhadap emosi.

Karakteristik Keyakinan yang Irrasional :
•Terlalu menuntut →“harus”.
•Generalisasi yang berlebihan →“paling (-)”.
•Penilaian diri.
•Repetisi →keyakinan yang irrasional cenderung terjadi berulang-ulang.

Emosi dasar
Terdapat lebih dari 7.000 ekspresi wajah
Tujuan Konseling :
-        Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan klien yang irrasional menjadi rasional
-        Menghilangkan gangguan emosional yang dapat merusak diri (benci, takut, rasa bersalah, cemas, dll)
-        Melatih serta mendidik klien agar dapat menghadapi kenyataan hidup secara rasional dan membangkitkan rasa percaya diri.

Tahapan Konseling :
1.      Menunjukkan pada klien bahwa dirinya tidak logis, membantu mereka memahami “bagaimana & mengapa”
2.      Membantu klien agar menghindarkan diri dari ide-ide irrasiona
3.      Konselor berusaha “menantang” klien untuk mengembangkan filosofis kehidupan yang rasional dan menolak kehidupan yang irrasional & fiktif.

Teknik-teknik Konseling :
Assertive training
yaitu teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong dan membiasakan klien untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan perilaku tertentu yang diinginkan.
•Sosiodrama
yang digunakan untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang didramatisasikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri secara lisan, tulisan, ataupun melalui gerakan-gerakan dramatis.
Self-modelling
yakni teknik yang digunakan untuk meminta klien agar “berjanji” atau mengadakan “komitmen” dengan konselor untuk menghilangkan perasaan atau perilaku tertentu.
Reinforcement(memberikan rewardpada perilaku rasional)
yakni teknik yang digunakan untuk mendorong klien ke arah perilaku yang lebih rasionaldan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun punishment (hukuman).

Corey, Gerald. (2007). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama. Surya, Mohamad, Dr., Prof. (2003). Teori-Teori Konseling. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Purwanti, Isti Yuni. Modul Rational Emotive Therapy. Tanggal unduh: 29/04/2013. https://www.google.com/url?q=http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/isti-yuni-purwanti-mpd/rational-emotive-therapy.pdf&sa=U&ei=zmx-Ueq_O4iQrQeYyoGgDA&ved=0CC0QFjAEOAo&sig2=Uxa3lz0ETjVViuDpY-zDVw&usg=AFQjCNHJaQv7us8dmuVvG_yIG3796yYrEg
PUTRI AGUSTA KD
15510435
3PA05

Senin, 22 April 2013

psikologi traspersonal

PSIKOLOGI TRANSPERSONAL
Psikologi transpersonal adalah studi tentang potensi tertinggi kemanusiaan dan pengakuan, pemahaman dan memperbarui negara dari kesadaran unitif, spiritual dan transenden. Istilah transpersonal berarti "melampaui" atau "melalui" pribadi, dan mengacu pada pengalaman, proses dan kejadian yang melampaui akal terbatas kami biasa identitas dan memungkinkan kita untuk mengalami realitas yang lebih besar dan lebih bermakna. Melalui metodologi empiris daerah ini psikologi telah pindah dialog yang lebih erat antara praktek psikologi (terutama klinis) dan prinsip-prinsip tertentu tradisi spiritual. Studi dan penelitian interaks jiwa dengan rasa identitas diri, dan menyediakan metode dan aplikasi terapi untuk melampaui ego dan menyembuhkan masalah psikologis yang membatasi kita, sadar atau tidak sadar. 
Asal-usul psikologi transpersonal
Dapat ditelusuri kembali ke 1901-2 ketika psikolog Amerika Wiliam James (1842-1910) dari Universitas Harvard memberi panggilan " Giffird Kuliah"di University of Edinburgh . Di kelas ini, maka akan diterbitkan sebagai buku berjudul The Varieties Pengalaman Keagamaan, James mendekati studi pengalaman religius dari pendekatan psikologis berdasarkan studi tentang pengalaman langsung individu. Itu James yang selama pertama kali (sejauh diketahui) yang digunakan dalam kelas-kelas ini istilah transpersonal.
 
Psikologi transpersonal menganggap isu-isu seperti:
  • Yang pengalaman puncak (yang, menurut American psikolog Abraham Maslow (1908-1970) - adalah negara interkoneksi dan unifikasi spiritual),
  • Pengalaman miatis ,
  • Trans sistemik, dan
  • Pengalaman metafisik kehidupan.
Sementara jalan yang dapat diambil dari sintesis ini beberapa (tergantung pada konsep psikologis dan spiritual yang terintegrasi), tujuan utama dari psikologi transpersonal bahwa manusia akan melampaui rasa diri, untuk mencapai diidentifikasi dengan kesadaran yang lebih besar.
Para psikolog Amerika Ken Wilber (1949 -) membedakan tiga tingkat dalam pengembangan kesadaran ini:
  • Tingkat pra-pribadi: ini adalah waktu pembangunan manusia belum menyadari pikiran mereka (bayi muda, yang belum memiliki teori pikiran)
  • Tingkat pribadi tercapai ketika anak menjadi sadar bahwa seseorang yang berpikir berbeda dari yang lain.
  • Tingkat transpersonal: level tersebut dicapai melalui pengembangan spiritual, dan itu adalah untuk mengatasi identifikasi dengan tubuh dan pikiran untuk mencapai tingkat kesadaran yang lebih tinggi.  

    Lajoie dan Shapiro dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam Journal of Transpersonal Psychology berjudul "Definisi Psikologi Transpersonal: dua puluh tahun pertama," melakukan penelitian literatur transpersonal dan mengumpulkan 202 definisi yang empat puluh diterbitkan. Termasuk Sutich diberikan oleh A. pada tahun 1968, salah satu bapak psikologi transpersonal. Sepanjang definisi yang membuat sekolah ini Anda juga dapat menemukan referensi pengalaman mistik, pengalaman mendekati kematian, kenangan kehidupan masa lalu dugaan, negara tidak negara biasa kesadaran, perasaan mistis penggabungan dengan yang lain, bimbingan batin, proses kreatif,sinkronitas , kemampuan psikis, dll. 
     
    Kontribusi psikologi transpersonal di bidang kesadaran manusia
    Ken Wilber, salah satu penulis terkemuka di bidang psikologi transpersonal. Menurut penulis, psikologi transpersonal telah memberikan kontribusi untuk pemahaman yang lebih baik pembangunan manusia dan kesadaran. Di antara teori model transpersonal yang penulis hadir, adalah peta linear-hirarkis pembangunan manusia, seperti Timothy Leary dan Ken Wilber .
    Ken Wilber, salah satu kontributor yang paling penting, telah mengembangkan sebuah model dari spektrum kesadaran, yang terdiri dari tiga kategori:. Status pre-pribadi atau pra-egoic, pribadi atau egoic, dan transpersonal atau trans-egoic Sebuah versi yang lebih rinci teori ini spektrum perkembangan kesadaran meliputi sembilan tingkat yang berbeda dari pengembangan kesadaran, di mana, dari tingkat 1-3 disajikan sebagai pra-pribadi (atau preconventional) tingkat tingkat pribadi akan menjadi 4-6 (atau konvensional) dan tingkat 7-9 akan tingkat transpersonal (transconvencionales).  
    Wilber telah menggambarkan perkembangan kesadaran sebagai hirarkis, bertahap. Model konseptual menunjukkan kemajuan kesadaran dari tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Menurut peta ini, setiap tingkat yang baru atau langkah mencakup dan mengintegrasikan diri ke tingkat sebelumnya, mengembangkan keterampilan baru yang terkait hanya dengan tingkat yang lebih tinggi. Selain itu, setiap tingkat juga akan mencakup jenis tertentu dari struktur kepribadian, dan potensi kerentanan terhadap penyakit tertentu yang termasuk ke tingkat itu. 

    Dari karya Wilber, psikolog transpersonal juga berpendapat untuk diferensiasi yang lebih baik antara masalah gangguan kejiwaan tertentu dan hubungan mereka dengan negara-negara pra-pribadi / transpersonal. 

    Kemungkinan kebingungan dari dua kategori masalah (tergantung pada model, dari tingkat pra-pribadi tidak akan menjadi jenis yang sama seperti yang dari tingkat transpersonal) dikatakan mengarah pada apa yang disebut teori transpersonal kebingungan antara pra / trans keadaan kesadaran, dan masalah-masalah yang terkait dengan setiap keadaan kesadaran yang proveniendo tingkat kesadaran yang berbeda diperlakukan oleh psikiatri tetapi dengan cara yang sama. pengaruhnya terhadap eksternal dan internal. 

    http://es.wikipedia.org/wiki/Psicolog%C3%ADa_transpersonal

    Putri Agusta KD
    15510435
    3PA05