- Budaya
Budaya sebagai jejak laku manusia,
yang diperoleh melalui hasil pembelajaran lengkap dengan unsur bahasa yang
menjadi landasannya, sangat terikat dengan apa yang kita namakan ruang-waktu. Dalam
ruang, budaya menjelma tradisi. Diikuti oleh turunannya yang kemudian masuk
pada wilayah normatif dan relatif. Budaya yang sarat dengan tatanan norma
kemasyarakatan, meski terkena hukum etiket. Relatif adanya. Karena hampir di
setiap kebudayaan manusia, terdapat patokan yang berbeda untuk menjustifikasi
sebuah tindakan budaya apakah beretika atau tidak.
Budaya nilai-nilai,
keyakinan-keyakinan, aturan-aturan dan norma-norma yang melingkupi suatu
kelompok masyarakat akan mempengaruhi sikap dan tindakan individu dalam
masyarakat tersebut. Sikap dan tindakan individu dalam suatu masyarakat dalam
beberapa hal yang berkaitan dengan nilai, keyakinan aturan dan norma akan
menimbulkan sikap dan tindakan yang cenderung homogen. Artinya, jika setiap
individu mengacu pada nilai, keyakinan, aturan dan norma kelompok, maka sikap
dan perilaku mereka akan cenderung seragam. Misalnya dalam suatu masyarakat ada
aturan mengenai bagaimana melakukan pernikahan sehingga laki-laki dan perempuan
dapat disahkan sebagai suami istri. Ketika anggota masyarakat akan menikah,
maka proses yang dilalui oleh anggota masyarakat itu akan cenderung sama dengan
anggota masyarakat yang lainnya.
Setiap kelompok masyarakat tertentu
akan mempunyai cara yang berbeda dalam menjalani kehidupannya dengan sekelompok
masyarakat yang lainnya. Cara-cara menjalani kehidupan sekelompok masyarakat
dapat didefinisikan sebagai budaya masyarakat tersebut. Satu definisi klasik
mengenai budaya adalah sebagai berikut: “budaya adalah seperangkat pola
perilaku yang secara sosial dialirkan secara simbolis melalui bahasa dan
cara-cara lain pada anggota dari masyarakat tertentu (Wallendorf & Reilly
dalam Mowen: 1995)”.
Definisi di atas menunjukkan bahwa
budaya merupakan cara menjalani hidup dari suatu masyarakat yang ditransmisikan
pada anggota masyarakatnya dari generasi ke generasi berikutnya. Proses
transmisi dari generasi ke generasi tersebut dalam perjalanannya mengalami
berbagai proses distorsi dan penetrasi budaya lain. Hal ini dimungkinkan karena
informasi dan mobilitas anggota suatu masyarakat dengan anggota masyarakat yang
lainnya mengalir tanpa hambatan.
Interaksi antar anggota masyarakat
yang berbeda latar belakang budayanya semakin intens. Oleh karena itu, dalam
proses transmisi budaya dari generasi ke generasi, proses adaptasi budaya lain
sangat dimungkinkan. Misalnya proses difusi budaya populer di Indonesia terjadi
sepanjang waktu.
1.
Proses
Pembudayaan
Proses
pembudayaan terjadi dalam bentuk pewarisan tradisi budaya dari satu generasi ke
generasi berikutnya dan adopsi tradisi budaya oleh orang yang belum mengetahui
budaya tersebut sebelumnya. Pewarisan tradisi budaya dikenal sebagai proses
enkulturasi sedangkan adopsi tradisi budaya dikenal sebagai proses akulturasi.
Kedua proses tersebut berujung pada pembentukan budaya dalam suatu komunitas.
Proses pembudayaan enkulturasi biasanya terjadi secara informal dalam keluarga,
komunitas budaya suatu suku, atau budaya suatu wilayah.
2.
Konsep
Budaya Belajar
Secara
konseptual perlu dipahami apa dan bagaimana budaya belajar itu, baik dilihat
dari batasan atau pengertian, sifat, wujud, sampai kebidang-bidangnya.
3.
Transmisi
Budaya Balajar
Transmisi
budaya merupakan kegiatan pengiriman atau penyebaran pesan dari generasi yang
satu ke generasi yang lain tentang sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan
sulit diubah. Cultural transmission is the way a group of people or animals
within a society or culture tend to
learn and pass on new information. Pewarisan budaya belajar dapat disamakan
dengan istilah Transmisi kebudayaan. Yakni suatu usaha untuk menyampaikan
sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk dijadikan sebagai pegangan dalam
meneruskan estafet kebudayaan. Dalam hal ini tidak ada suatu masyarakat yang
tidak melakukan usaha pewarisan budaya. Usaha pewarisan ini bukan sekedar
menyampaikan atau memberikan suatu yang material, melainkan yang terpenting adalah
menyampaikan nilai-nilai yang dianggap terbaik yang telah menjadi pedoman yang
baku dalam masyarakat.
. Kepribadian
dan budaya belajar. Pembahasan kepribadian pada
umumnya membicarakan aspek internal individu, sementara budaya belajar
berkaitan dengan aspek eksternal individu.
- Kepribadian yang selaras. Kepribadian yang selaras adalah kepribadian yang sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dimasyarakat yang bersangkutan. Seorang individu yang selaras adalah individu yang menjadikan pendukung kebudayaan yang besangkutan secara penuh karena jenis kepribadian yang dimilkinya itu terbentuk karena pengaruh kebudayaan dimana ia tinggal.
- Kepribadian yang menyimpang. Kepribadian sesorang tidak selalu tumbuh sebagaimana yang diinginkan oleh orang tuanya atau masyarakat bersangkutan. Orang tua dan masyarakat hanyalah menyediakan sarana bagi perkembangan kepribadian. Suatu perkembangan tidak bisa memaksa individu untuk menjadi hitam semua atau putih semua. Kepribadian adalah sesuatu yang bersifat kejiwaan dan perkembangan mempunyai dinamika tersendiri. Adanya kenyataan bahwa kepribadian itu tidaklah senantiasa sama dalam suatu masyarakat, dapat kita perluas dengan menunjukan gejala banyaknya orang yang memilki kelainan jiwa. Penyakit ini disinyalir disebabkan oleh adanya tekanan-tekanan sosial-budaya yang amat besar mempengaruhi kepribadian individu-individu besangkuta
-
Sarana pewarisan
budaya dasar Pewarisan
budaya belajar dapat disamakan dengan istilah Transmisi kebudayaan . Yakni
suatu usaha untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk
dijadikan sebagai pegangan dalam meneruskan estafet kebudayaan. Usaha pewarisan
ini bukan sekedar menyampaikan atau memberikan sesuatu yang material, melainkan
yang terpenting adalah menyampaikan nilai-nilai yang dianggap paling baik dan
telah menjadi pedoman yang baku dalam masyarakat. Tanpa mempertahankan usaha
pewarisan, maka masyarakat akan punah dan dilupakan. Usaha pewarisan budaya ini
perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh. Caranya adalah dengan melibatkan
berbagai institusi sosial yang ada, baik pada lingkungan keluarga, masyarakat,
lembaga pendidikan sekolah dan juga media masa sebagai lembaga atau seseorang
penyalur informasi.
1. Akulturasi budaya belajar. Akulturasi sudah ada sejak dulu dalam sejarah budaya manusia. Akulturasi timbul sebagai akibat adanya kontak langsung dan terus-menerus antara kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda, sehingga menimbulkan adanya suatu perubahan kebudayaan yang asli dari kedua masyarakat bersangkutan. Akulturasi budaya belajar dapat terwujud melalui kontak budaya yang bentuknya bermacam-macam antara lain : pertama, kontak budaya belajar bisa terjadi antara seluruh anggota masyarakat atau sebagian saja, bahkan individu-individu dari dua masyarakat. Kedua, kontak budaya belajar berjalan melalui perdamaian diantara kedua kelompok masyarakat yang bersahabat, maupun melalui cara permusuhan antar kelompok. Ketiga, kontak budaya belajar timbul diantara masyarakat yang mempunyai kekuasaan, baik dalam politik maupun ekonomi.
1. Golongan manusia dengan latar belakang budaya yang berbeda.
2. Saling bergaul langsung secara intensif dalam waktu yang lama.
3. Kebudayaan golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujud menjadi unsur budaya campuran.
Biasanya golongan minoritas lah yang
mengubah sifat khas dari unsur budayanya dan menyesuaikan dengan dengan budaya
dari golongan mayoritas sampai kehilangan budaya pribadinya dan masuk dalam
kelompok mayoritas. Asimilasi budaya pada dasarnya proses saling mempelajari
pola budaya belajar antar individu dan kelompok sehingga dapat mengembangkan
budaya belajar masing-masing. Karena berkaitan dengan perubahan, maka awalnya
melakukan identifikasi pola budaya belajar diantara yang sedang berasimilasi
untuk kemudian dilanjutkan bersama-sama dalam bentuk perumusan dan tindakan
budaya belajar secara konkrit. Proses asimilasi budaya belajar dapat berjalan
dengan cepat ataupun lambat bergantung kepada beberapa faktor, yakni:
- Adanya toleransi yang memadai antara dua individu atau kelompok masyarakat yang memilki perbedaan-perbedaan.
- Adanya faktor ekonomi yang menjadi kemungkinan akan memperlancar atau memperlambat jalannya asimilasi budaya belajar.
- Adanya faktor kesan yang baik atau rasa simpatik pada saat mengadakan kontak budaya belajar pada awalnya.
- Adanya faktor perkawinan campuran menjadi faktor yang kuat untuk terwujudnya suatu asimilasi budaya belajar.
1.
Inovasi budaya belajar.
Inovasi adalah suatu proses pemabruan dari penggunaan sumber-sumber alam,
energy, dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi
baru yang semua akan menyebabkan sistem produksi dan dibuatnya produk baru.
awal perkembangan dan pengasuhan
1. Transmisi budaya dapat terjadi sesuai dengan
awal pengembangan dan pengasuhan yang terjadi pada masing-masing individu.
Dimana proses seperti Enkulturasi ataupun Akulturasi yang mempengaruhi
perkembangan psikologis individu tergantung bagaimana individu mendapat pengasuhan
dan bagaimana lingkungan yang diterimanya. Individu tidak mampu berdiri
sendiri, melainkan hidup dalam hubungan antar sesama individu. Dengan demikian
dalam hidup dan kehidupannya manusia selalu mengadakan kontak dengan manusia
lain. Karena itu manusia sebagai individu juga merupakan makhluk sosial yang
hidup dalam masyarakat.
http://www.imadiklus.com/2012/04/kajian-antropologi-teknologi-pendidikan-kasus-transmisi-budaya-belajar.html
http://luqman201092.blogspot.com/2012/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_8.html
2
Putri agusta
K.D
15510435
3PA05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar