Sabtu, 30 Maret 2013

TERAPIS PSIKOANALISIS
Teori psikoanalisis dikembangkan oleh Singmund Frued (1856-1939) Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Vienna, tempat Frued menghabidkan sebagian besar hidupnya. Banyak praktisi Psikoanalisis dan ahli teori tercatat lainya member kontribusi pada ilmu pengetahuan ini, tetapi Frued adalah perintis yang tidak diragukan lagi. Banyak Klinis dan ahli teori tidak sependapat dengan banyak teori Psikoanalisis Frued kemudian mengembangkan teori dan gaya terapi mereka sendiri.
Psikoanalisis memiliki tiga penerapan :
  1. suatu metoda penelitian dari pikiran.
  2. suatu ilmu pengetahuan sistematis mengenai perilaku manusia.
  3. suatu metoda perlakuan terhadap penyakit psikologis atau emosional.
Dalam cakupan yang luas dari psikoanalisis ada setidaknya 20 orientasi teoretis yang mendasari teori tentang pemahaman aktivitas mental manusia dan perkembangan manusia. Berbagai pendekatan dalam perlakuan yang disebut "psikoanalitis" berbeda-beda sebagaimana berbagai teori yang juga beragam. Psikoanalisis Freudian, baik teori maupun terapi berdasarkan ide-ide Freud telah menjadi basis bagi terapi-terapi moderen dan menjadi salah satu aliran terbesar dalam psikologi. Sebagai tambahan, istilah psikoanalisis juga merujuk pada metoda penelitian terhadap perkembangan anak.
Frued mengembangkan ide dan  penjelasan awal tentang perilaku manusia dari pengalamannya meneliti beberapa klien, semua wanita yang memperlihatkan prilaku seperti gangguan penglihatan dan wicara, ketidakmampuan untuk makan, dan peralisis ekstermitas. Gejala ini tidak memiliki dasar fisiologi atau penyebab dan dengan demikian dianggap prilaku neurotik atau “histeris” wanita. Setelah lama meneliti wanita tersebut, Frued menyimpulkan bahwa banyak masalah timbul akibat trauma masa anak-anak atau gagal menyelesaikan tugas perkembangan psikoseksual. Kebutuhan dan perasaan seksuak yang tidak terpenuhi, juga peristiwa trauma, depresi (dikeluarkan dari alam bawah sadar). Prilaku histeris timbul akibat konflik yang tidak selesai. Pengalaman awal meneliti klien wanita membentik dasar teori, keyakinan, dan metode terapi Psikoanalisis Frued. Teori psikoanalisis mendukung bahwa semua prilak manusia dan penyebabnya dan dapat dijelaskan (teori deterministik). Frued yakin bahwa banyak prilaku manusia dimotivasi oleh implus dan naluri seksual yang direpresi.
TERAPI
Intervensi khusus dari seorang penganalisis biasanya mencakup mengkonfrontasikan dan mengklarifikasi mekanisme pertahanan, harapan, dan perasaan bersalah. Melalui analisis konflik, termasuk yang berkontribusi terhadap daya tahan psikis dan yang melibatkan tranferens kedalam reaksi yang menyimpang, perlakuan psikoanalisis dapat mengklarifikasi bagaimana pasien secara tidak sadar menjadi musuh yang paling jahat bagi dirinya sendiri: bagaimana reaksi tidak sadar yang bersifat simbolis dan telah distimulasi oleh pengalaman kemudian menyebabkan timbulnya gejala yang tidak dikehendaki. Terapi dihentikan atau dianggap selesai saat pasien mengerti akan kenyataan yang sesungguhnya, alasan mengapa mereka melakukan perilaku abnormal, dan menyadari bahwa perilaku tersebut tidak seharusnya mereka lakukan, lalu mereka sadar untuk menghentikan perilaku itu.
Freud dalam melakuakan praktek terapi, pasien diminta untuk berbaring tengkurap di atas sebuah dipan, sementara psikoanalisisnya duduk tidak kelihatan di belakangnya, dikarenakan tiga alasan: pertama, karena dengan demikian dapat mendorong lancarnya alur asosiasi bebas. Kedua, pengakuan Freud bahwa dia merasa ciut kalau harus ditatap secara terus menerus selama delapan jam atau lebih dalam sehari. Ketiga, Freud beranggapan akan lebih menguntungkan apabila si pasien tidak menyadari perubahan mimik pada wajah psikoanalisisnya. Ketiga alasan ini mempunyai kesahihan tertentu dan hampir semua analisis yang menggunakan cara Freud ini tetap menggunakan dipan. Freud menganjurkan agar psikoanalis tidak membuat catatan mengenai pokok pembicaraan karena hal ini mungkin akan mengganggunya dalam mempertahankan sikap “memperhatikan dengan perhatian yang sama besar”. Dia juga menolak untuk memutuskan terlalu awal mana saja pendapat pasien yang dianggap penting. Freud menunjukkan bahwa manfaat dari apa yang didengar analis dalam pemabahasan khusus mungkin hanya dapat dibuktikan pada waktu yang akan datang. Seorang analis harus mengubah pikiran bawah sadarnya sendiri seperti sebuah alat penerima kearah pikiran bawah sadar pasien yang dipancarkan. Dia harus meyesuaikan dirinya sendiri dengan pasien seperti layaknya pesawat penerima telepon yang disesuaikan dengan mikropon pengirimnya.
Ada lima tekhnik dasar dalam terapi psikoanalisa, yaitu:
1.      Asosiasi Bebas Tekhnik pokok dalam terapi psikoanalisa ialah asosiasi bebas. Konselor memerintahkan klien untuk menjernihkan pikirannya dari pemikiran sehari-hari dan sebanyak mungkin untuk mengatakan apa yang akan muncul dalam kesadarannya. Yang pokok, klien mengemukakan segala sesuatu dengan perasaan atau pikiran dengan melaporkan secepatnya. Asosiasi bebas ialah suatu metode pengungkapan pengalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situais traumatic dimasalalu. Hal ini dikenal dengan kartasis. Katarsis yang secara sementara dapat mengurangi pengalaman klien yang menyakitkan, akan tetapi tidak memegang peranan utama dalam proses penyembuhan. Sebagai suatu cara membantu klien memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri sendiri, konselor menafsirkan makna-makna yang menjadi kunci dari asosiasi bebas. Selama asosiase bebas, tugas konselor ialah untuk mengidentifikasikan hal-hal yang tertekan dan terkunci dalam ketidaksadaran. Urutan asosiasi membimbing konselor dalam pemahaman kaitam klien membuat peristiwa-peristiwa. Konselor menafsirkan materi kepada klien, membimbing ke arah peningkatan tilikan kedalamd inamika dirinya yang tidak disadari.
2.      Interpretasi
Interpretasi ialah prosedur dasar yang digunakan dalam analisa asosiasi bebas, mimpi, resistensi, dan transferens. Prosedurnya terdiri atas penetapan analisis, penjelasan, atau bahkan mengajar klien tentang makna tingkah laku yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi interpretasi ialah ialah membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hal-hal yang tersembunyi. Interpretasi mengarahkan tilikan dan hal-hal yang tidak disadari klien. Hal yang penting ialah bahwa intrepretasi harus dilakukan pada waktu-waktu yang tepat karena kalau tidak, klien dapat menolaknya. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam interpretasi sebagai tekhnik terapi, yakni: a. Interpretasi hendaknya disajikan pada saat gejala yang diinterpretasikan berhubungan erat dengan hal-hal yang disadari klien b. Interpretasi hendaknya selalu dimulai dari permukaan danbaru menuju ke hal-hal yang dalam yang dapat dialami oleh situasi emosional klien c. Menetapkan resistensi atau pertahanan sebelum menginterpretasi emosi atau konflik.
3.      Analisis Mimpi
Analisis mimpi merupakan prosedur yang oenting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien untuk memperoleh tilikan kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan. Selama tidur, pertahanan menjadi lebih lemah dan perasaan-perasaan yang tertekan muncul ke permukaan. Freud melihat bahwa mimpi sebagai ”royal road to the unconscious”, dimana dalam mimpi keinginan, kebutuhan dan ketakutan yang tidak disadari diekspresikan. Beberapa motivasi yang tidak diterima oleh orang lain, dinyatakan dalam simbolik daripada secara terbuka dan langsung.
4.      Analisis dan Interpretasi Resitensi
Resistensi, suatu konsep fundamental praktek-praktek psikoanalisa, ialah suatu yang bekerja melawan kemajuan terapi dan mencegah klien untuk menampilkan hal-hal yang tidak disadari. Selama asosiasi bebas, atau asosiasi mimpi, klien mungkin menunjukkan ketidakmauan untuk mengkaitkan pemikiran, perasaan, dan pengalaman tertentu. Freud memandang resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan. Hal ini akan timbul bila orang menjadi sadar terhadap dorongan dan perasaanyangtertekan.Resistensi bukan sesuatu yang harus diatasi, karena hal itu merupakan gambaran pendekatan pertahanan klien dalam kehidupan sehari-hari. Resistensi harus diakui sebagai alat pertahanan menghadapi kecemasan.
5.       Analisis dan Interpretasi Transferens
Transferens muncul dalam proses terapeutik pada saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu tak terselesaikan dengan orang lain, menyebabkan dia mengubah masa kini dan mereaksi kepada analisis sebagai yang dia lakukan kepada ibu atau ayahnya. Kini, dalam hubungan dengan konselor, klien mengalami kembali perasaan penolakan atau permusuhan yang pernah dialami terhadap orang tuanya.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
  • Sebagai orang pertama yang menyentuk konsep-konsep psikologi seperti peran ketidaksadaran (unconsciousness), anxiety, motivasi, pendekatan teori perkembangan untuk menjelaskan struktur kepribadian
  • Posisinya yang kukuh sebagai seorang deterministik sekaligus menunjukkan hukum-hukum perilaku, artinya perilaku manusia dapat diramalkan
  • Freud juga mengkaji produk-produk budaya dari kacamata psikoanalisa, seperti puisi, drama, lukisan, dan lain-lain. Oleh karenanya ia memberi sumbangan juga pada analisis karya seni
d. Kritik Freud
  • Metode studinya yang dianggap kurang reliabel, sulit diuji secara sistematis dan sangat subyektif
  • Konstruk-konstruk teorinya juga sulit diuji secara ilmiah sehingga diragukan keilmiahannya. Beberapa konsepnya bahkan dianggap fiksi, seperti Oedipus complex
  • Bagi aliran behaviorist, yang dilakukan Freud adalah mempelajari intervening variable
Videbeck, Sheila L. 2008 “Buku Ajar Keperawatan Jiwa” Jakarta : EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikoanalisis
http://library.walisongo.ac.id/digilib/download.php?id=10438
http://www.psycholovegy.com/2012/08/teori-teori-konseling.html
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/psikoanalisis-mainmenu-57

PUTRI AGUSTA KD
15510435
3PA05

Tidak ada komentar:

Posting Komentar