LOGO
TERAPI
Makna kehidupan
yang sehat
Victor E.
Frankl adalah seorang neuro-psikiater kelahiran
Wina, Austria yang berhasil selamat keluar dari kamp konsentrasi maut Nazi
melalui usahanya untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan hidup bermakna (the
will to meaning). Ternyata harapan untuk hidup bermakna dapat dikembangkan
dalam berbagai kondisi, baik dalam keadaan normal, maupun dalam penderitaan (suffering),
misalnya dalam kondisi sakit (pain), salah (guilt), dan bahkan
menjelang kematian sekalipun.
Dari pengalaman
hidupnya, Frankl belajar bahwa manusia dapat kehilangan segala sesuatu yang
dihargainya kecuali kebebasan manusia yang sangat fundamental yaitu kebebasan
untuk memilih suatu sikap atau cara bereaksi terhadap nasib kita, kebebasan
untuk memlilih cara kita sendiri. Apa yang berarti dalam eksistensi manusia,
bukan semata-mata nasib yang menantikan kita, tetapi bagaimana cara kita
menerima nasib itu. Frankl percaya bahwa arti dapat ditemukan dalam semua
situasi, termasuk penderitaan dan kematian. Frankl berasumsi bahwa hidup ini
adalah penderitaan, tetapi untuk menemukan sebuah arti dalam penderitaan maka
kita harus terus menjalani dan bertahan untuk tetap hidup. Frankl menyatakan
pentingnya dorongan dalam mencari sebuah arti untuk eksistensi manusia sebagai
suatu sistem, yang kemudian disebut logoterapy. Logoterapy kemudian
menjadi model psikoterapinya.
Menurut Frankl,
keadaan dimana seorang individu kekurangan arti dalam kehidupan disebut sebagai
kondisi noőgenic neurosis. Inilah keadaan yang bercirikan tanpa arti, tanpa
maksud, tanpa tujuan dan hampa. Menurut Frankl, individu semacam ini berada
dalam kekosongan eksistensial (existential vacuum), suatu kondisi yang menurut
keyakinan Frankl adalah lumrah dalam zaman modern.
Menurut Frankl,
hakekat dari eksistensi manusia terdiri dari 3 faktor, yaitu:
1.
Spiritualitas.
Spiritualitas adalah suatu konsep yang sulit dirumuskan,
tidak dapat direduksikan, tidak dapat diterangkan dengan istilah – istilah
material, meskipun dapat dipengaruhi oleh dunia material, namun tidak
dihasilkan atau disebabkan oleh dunia material itu. Merupakan suatu konsep yang
sulit dirumuskan namun tidak dapat direduksikan dan tidak dapat diterangkan
dengan bentuk-bentuk yang bersifat material, kendatipun spiritual dapat
dipengaruhi oleh dimensi kebendaan. Namun tetap saja spiritualitas tidak dapat
disebabkan ataupun dihasilkan oleh hal-hal yang bersifat bendawi tersebut.
Istilah spiritual ini dapat disinonimkan dengan istilah jiwa. Manusia tidak
dapat didikte oleh faktor-faktor non-spiritual seperti instink, kondisi
spesifik, atau lingkungan.
2.
Kebebasan.
Adanya suatu keadaan dimana manusia tidak
didikte oleh faktor – faktor non spiritual, insting, warisan kita yang khusus
atau kondisi lingkungan. Kebebasan tidak dibatasi oleh hal-hal yang bersifat
non spiritual, oleh insting-insting biologis, apalagi oleh kondisi-kondisi
lingkungan. Manusia dianugerahi kebebasan oleh penciptanya, dan dengan
kebebasan tersebut ia diharuskan untuk memilih bagaimana hidup dan bertingkah
laku yang sehat secara psikologis. Individu yang tidak tahu bagaimana cara
memanfaatkan kebebasan yang dianugerahkan Tuhan kepadanya, adalah individu yang
mengalami hambatan psikologis atau neurotis. Individu yang neurotik akan
menghambat pertumbuhan sekaligus pemenuhan potensi- potensi yang mereka miliki,
sehingga akan mengganggu perkembangan sebagai individu secara penuh.
3.
Tanggung
jawab. Tidak cukup merasa bebas untuk memilih
namun manusia juga harus menerima tanggung jawab terhadap pilihan tersebut.
Logotherapy mengingatkan manusia terhadap tanggung jawab dengan kalimat
berikut, “Hiduplah seolah – olah anda hidup untuk kedua kalinya, dan bertindak
salah untuk pertama kalinya kira – kira demikian anda bertindak sekarang.”Individu
yang sehat secara psikologis menyadari sepenuhnya akan beban dan tanggung jawab
yang harus mereka pikul dalam setiap fase kehidupannya, sekaligus menggunakan
waktu yang mereka miliki dengan bijaksana agar hidup dapat berkembang ke arah
yang lebih baik.Kehidupan yang penuh arti sangat ditentukan oleh kualitasnya,
bukan berapa lama atau berapa panjang usia hidup. Keberadaan manusia akan
menjadi sehat dan efektif jika faktor-faktor tersebut di atas dapat
terealisasikan dengan baik dan benar dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh
individu.Untuk mencapai dan menggunakan spiritualitas, kebebasan dan tanggung
jawab semuanya tergantung pilihan yang dibuat oleh manusia itu sendiri. Tanpa
ketiga – tiganya tidak mungkin menemukan arti dan maksud dalam kehidupan. Dalam
sistem Frankl, ada satu dorongan yang fundamental yakni kemauan akan arti yang
kuat hingga mampu mengalahkan semua dorongan lain pada manusia. Tanpa arti
untuk kehidupan, tidak ada alasan untuk meneruskan kehidupan. Arti kehidupan
sangat istimewa dan unik bagi setiap individu sehingga arti kehidupan menjadi
berbeda dari orang yang satu dengan orang yang lain bahkan dari momen yang satu
ke momen berikutnya. Karena adanya perbedaan tersebut maka setiap orang harus
menemukan caranya sendiri untuk memberikan respon.
Logoterapi
dibangun diatas tiga asumsi dasar yang satu sama lain saling mempengaruhi,
yaitu :
1.
Fredom of
will (kebebasan bersikap dan berkehendak)
Frankl sangat menantang pendekatan-pendekatan
psikologi/psikiatri yang menyatakan kondisi manusia dipengaruhi dan ditentukan
oleh insting-insting biologis atau konflik masa kanak-kanak atau sesuatu
kekuatan dari luar lainnya. Menurut Frankl meskipun kondisi luar tesebut
mempengaruhi kehidupan, namun individu bebas memilih reaksi dalam menghadapi
kondisi-kondisi tersebut. Manusia memang tidak akan dapat bertahan dan mampu
menghilangkan kekuatan-kekuatan luar tersebut, tetapi bebas memilih sikap untuk
menghadapi, merepson dang menangani kekuatan tersebut. Manusia harus menghargai
kemampuannya dalam mengambil sikap untuk mencapai kondisi yang diinginkannya.
Manusia tidak sepenuhnya dikondisikan dan ditentukan oleh lingkungannya, namun
dirinyalah yang lebih menentukan apa yang akan dilakukan terhadap berbagai
kondisi itu. Dengan kata lain manusialah yang menentukan dirinya sendiri.
2.
Will to
Meaning (kehendak untuk hidup bermakna)
Kehendak akan arti kehidupan maksudnya kebutuhan manusia
untuk terus mencari makna hidup untuk eksistensinya. Semakin individu mampu
mengatasi dirinya maka semakin ia mengarah pada suatu tujuan sehingga ia
menjadi manusia yang sepenuhnya. Arti yang dicari tersebut memerlukan tanggung
jawab pribadi karena tidak seorangpun bisa memberikan pengertian dan menemukan
maksud dan makna hidup kita selain diri kita sendiri. Dan itu merupakan
tanggung jawab masing-masing pribadi untuk mencari dan menemukannya. Menurut
Frankl keinginan untuk hidup yang bermakna ini merupakan motivasi utama yang
tedapat pada manusia untuk mencari, menemukan dan memenuhi tujuan dan arti
hidupnya.
3.
Meaning of
Life (makna hidup)
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang selalu berusaha
untuk memaknai hidupnya. Pada beberapa orang, pencarian makna hidup bisa
berakhir dengan keputusasaan. Keputusasaan dan kehilangan makna hidup ini
merupakan neurosis, dan Frankl menyebut kondisi ini noogenic neurosis. Sebutan
itu bermakna bahwa neurosis ini berbeda dengan yang disebabkan oleh konfliks
psikologis dalam individu. Noogenic neurosis menggambarkan perasaan
tidak bermakna, hampa, tanpa tujuan dan seterusnya. Orang-orang seperti ini
berada dalam kekosongan eksistensial (existential vacuum). Tetapi Frankl
mengatakan bahwa kondisi tersebut lumrah terjadi di zaman modern ini. Frankl
menganggap bahwa makna hidup itu bersifat unik, spesisfik, personal, sehingga
masing-masing orang mempunyai makna hidupnya yang khas dan cara penghayatan
yang berbeda antara pribadi yang satu dengan yang lainnya. Salah satu indikator
ketidak bermaknaan hidup adalah rasa bosan. Orang-orang yang merasa bosan dan
merasa bodoh terhadap noogenic neurosis disebabkan oleh:
1.
Kehilangan instink-instink alamiah untuk
berhubungan dengan alam
2.
Merasa adat kebiasaan, tradisi, dan nilai-nilai
untuk menentukan tingkah laku sehingga seakan ada yang mengatur langkah
hidupnya. Mencari arti dapat merupakan tugas yang membingungkan, menantang dan
menambah tegangan bukan mengurangi tegangan batin, namun sesungguhnya menurut
Frankl, peningkatan tegangan ini adalah prasyarat untuk kesehatan psikologis.
Kaitannya dengan kepribadian, menurut Frankl, suatu kepribadian yang sehat
mengandung tingkat tegangan tertentu antara apa yang telah dicapai dan apa yang
harus dicapai dimana orang – orang yang sehat selalu memperjuangkan tujuan yang
akan memberikan arti tersebut.
Ada 3 cara yang
dikemukakan oleh logotherapy untuk menuntun pada pencarian arti kehidupan,
yaitu:
1. Dengan memberi kepada dunia lewat suatu
ciptaan / karya.
2. Dengan
mengambil sesuatu dari dunia melalui pengalaman
3. Dengan sikap
yang diambil manusia dalam menyikapi penderitaan.
Ketiga cara
tersebut kemudian terkait dengan tiga sistem nilai dalam pemberian arti kepada
kehidupan, yaitu:
1. Nilai – nilai daya cipta; yang
menyangkut pemberian kepada dunia, diwujudkan dalam aktivitas yang kreatif dan
produktif.
2. Nilai – nilai pengalaman, menyangkut
penerimaan dari dunia, diwujudakan dengan menyerahkan diri kepada keindahan
yang ada di alam sekitar atau seni. Menurut Frankl ada kemungkinan memenuhi
arti kehidupan dengan mengalami beberapa segi kehidupan secara intensif,
walaupun individu tidak melakukan suatu tindakan yang positif. Yang menentukan
bukan berapa banyak puncak yang kita capai atau berapa lama seseorang tinggal
dalam tingkatan pencapaian tersebut namun intensitas yang kita alami terhadap
hal – hal yang kita miliki.
3. Nilai-nilai
sikap. Situasi-situasi yang menimbulkan
nilai-nilai sikap ialah situasi-siatuasi dimana manusia tak mampu mengubah atau
menghindari situasi tersebut. Apabila dihadapkan dalam situasi ini maka
satu-satunya cara untuk menyikapinya adalah menerima situasi tersebut. Cara
bagaiman manusia menerima situasi tersebut, keberanian dalam menahan
penderitaan tersebut, kebijaksanaan yang kita perlihatkan ketika berhadapan
dengan bencana marupakan ujian dan ukuran terakhir dari pemenuhan kita sebagai
manusia. Orang-orang yang menemukan arti dalam kehidupan mencapai keadaan
transedensi diri, keadaan yang terakhir untuk kepribadian yang sehat. Dalam
pandangan Frankl dorongan utama dalam kehidupan adalah bukan diri melainkan
arti.
Menurut Frankl,
terdapat dua tujuan yang berorientasi pada diri adalah kesenangan dan
aktualisasi diri.
a
Frankl menyatakan
semakin banyak kita dengan sengaja berjuang untuk kesenangan maka mungkin
semakin kurang kita mendapatkannya.
b
Satu-satunya cara
untuk mengaktualisasikian-diri ialah melalui pemenuhan arti di luar diri. Frankl
tidak menyajikan suatu daftar dari sifat-sifat kepribadian yang sehat.
Ada beberapa
sifat lain dari kepribadian-kepribadian yang sehat, di antaranya:
- Mereka berorientasi ke masa depan, diarahkan pada tujuan-tujuan dan tugas-tugas yang akan datang.
- Komitmen terhadap pekerjaan. Salah satu cara untuk memperoleh arti dari kehidupan adalah dengan nilai-nilai daya cipta, memberi sesuatu kepada dunia, dan nilai ini dengan sangat baik diungkapkan melalui pekerjaan atau tugas seseorang.
- Kemampuan memberi dan menerima cinta. Apabila kita dicintai, kita menjadi orang yang sangat diperlukan dan tidak dapat diganti. Apabila kita mencintai, kita dapat membuat orang yang dicintai sanggup merealisasikan potensi-potensi yang belum dimanfaatkan dengan menyadarkan mereka tentang potensi mereka untuk menjadi apa.
http://psiko-for-us.web.id/psikologi-agama/logo-terapimakna-kehidupan-yang-sehat/
Putri Agusta KD
15510435
3PA05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar